Jumat, 30 Januari 2009

Keutamaan bulan Muharram


Tak terasa hari semakin cepat mengalir di bumi ini seiring dengan aktivitas kita. Kita sebagai makhluk Allah SWT yang paling sempurna dari pada makhluk ciptaan lain-Nya seharusnya harus bersyukur kepada-Nya atas nikmat kehidupan yang telah diberikan kepada kita umat-Nya.

Tak terasa sekarang kita telah menginjak bulan Muharram. Bulan Muharram adalah bulan pertama di kalender Hijriyah. Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan oleh Allah. Empat bulan tersebut antara lain Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.”(QS. At-Taubah:36)


Teman-teman semua pasti tau khan apa arti Muharram? Muharram memiliki arti dilarang dimana sebelum Islam datang dibumi ini, bulan ini sudah dikenal dengan bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini semua perbuatan akan dilipat gandakan baik itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk.

Pada tanggal 10 Muharram terjadi peristiwa yang terjadi pada Nabi Musa beserta umatnya, yaitu Nabi Musa AS dan Bani Israil diselamatkan oleh Allah dari kejaran Raja Fir’aun dengan anak buahnya. Mereka bersyukur dengan cara berpuasa pada tanggal tersebut. Rasulullah SAW awalnya menetapkan bahwa pada tanggal tersebut menjadi puasa wajib tetapi setelah turun kewajiban untuk puasa dibulan Ramadhan maka puasa pada tanggal ini berubah menjadi puasa sunnah. Rasulullah SAW bersabda:

Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi SAW ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa(10 Muharram). Mereka berkata: “Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Fir’aun. Maka Nabi Musa AS berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah. Rasulullah SAW berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa AS dari mereka.” Maka Beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa” (HR Bukhari).

Nabi SAW menyarankan kepada umatnya kalau ingin puasa pada hari ‘Asyuraa maka lebihkan puasa tersebut satu hari baik sebelum atau sesudah hari ‘Asyuraa(10 Muharram) tersebut karena kaum Yahudi dan orang-orang musyrik melakukan puasa pada hari tanggal tersebut(10 Muharram) saja. Nabi SAW takut kalau nantinya umatnya mengikuti segala perilaku kaum Yahudi dan orang-orang musyrik.

Bulan Muharram sebaiknya sebagai bulan perenungan atau muhasabah karena dengan bergantinya tahun maka waktu hidup kita didunia akan semakin menipis. Dengan muhasabah InsyaAllah dapat menjadikan kita lebih baik dihari-hari berikutnya karena jika pada hari ini sama atau berkurang pahala kita dari hari kemarin maka kita termasuk orang-orang yang merugi. Wallahu’alam bishshowab

Tidak ada komentar: